Minggu, 30 September 2007

Siasat Malam

Bila malam melintas di hadapanku
Tanpa menitip kabar tentangmu

Segera kuteliti kotak pos
di halaman rumah
Siapa tau, malam sedang bercanda
Menyelipkan kabar di kotak pos

Malam sungguh senang
Melihat raut wajahku tegang
Katanya seraya kegirangan :
"Teliti saja ponselmu,
siapa tau terselip kabar
kekasihmu di situ!"

Dan malam benar-benar senang
Bila tak kudapati kabar tentangmu
Katanya terang-terangan:
"Gunakan aku,
lalu teliti mimpimu
Sesungguhnya,
Kabar kekasihmu bertumpuk di situ!"

Makassar, 30 September 2007
Ebnuandie III

Memang terjadi belum lama ini
Atau ?
Mungkin pula telah lama terjadi

Urat nadiku dialiri risau
Membanjiri darahku seluruh
Terus mengalir sepanjang mau
Dan hanya kau yang tau
Cara mengatur juga membuatnya menuju
Satu-satunya laut di bawah kulitku
Menunggunya menguap
Hingga keluar dari pori serupa keluh

Memang terasa belum lama
Atau ?
Mungkin pula telah lama terasa

Saat malam tiba
Dan aku terlelap tiba-tiba

Pagi kudapati selimut mengatupku
Juga suara kecupmu tertinggal di keningku
Dan seluruh benda di kamar mengadu
Tentang kau datang dari jauh
Menyamar serupa kupu-kupu

Namun,
Saat suara kita bertemu
Serta bukti berkumpul seluruh
Mengapa kau tak mau mengaku ?

Haruskah pula kuberimu risau
Atau ?
Mendatangimu serupa kupu-kupu

Agar kau tau
Aku
Tau !

Makassar, 29 September 2007

Minggu, 23 September 2007

Ebnuandie II

Tepat malam ini, sekali lagi
Antara aku dan bulan
Hadir awan memasang badan
Menghalau bulan
Meminjamkan bayanganmu untuk kukenakan

Entah mana-yang-benar?

Semula,
Kemarau berkata :

Jangan jadikan musim hujan
Sebagai saat untuk berjauhan
Sebab awan semakin rajin
Membuat alasan menghalau bulan
Karena iri pada setiap bayangan
yang sempurnakan impian pertemuan
Termasuk aku kau-yang berjauhan

Kini,
Saat kupilih kemarau
Sebagai saat untuk berjauhan

Kemarau malah berkata :

Sesekali biarkan hujan datang
Agar awan punya alasan
Mendatangkan kekasihnya dari lautan
dan menikmati bersama sinar bulan

Ah !
Biar aku menunggu pagi
Karena dalam kemarau begini
Hanya matahari tak ingkar janji
Meminjamkan bayanganmu untuk kukenakan

Makassar, 22 September 2007
Rindu

Seperti jarak
Menyisihkanmu kelak

Agar tak bertemu sajak-
sajakku yang menulismu hingga berkarat

Makassar, 22 September 2007

Jumat, 21 September 2007

ebnuandie

telah sepuluh malam
seekor lebah memberi salam

dibaginya gemerisik padaku
gemerisik-yang-membawa
terbongkarnya
sebuah rahasia tak lagi rahasia
antara alam dan seluruh lebah
tentang perjumpaan aku kau

dibaginya pula sebuah gemerisik
bahwa kini
madu yang mereka hasilkan
menyimpan seluruh percakapan
kita
untuk turut dirasakan orang-orang

serta tak perlu selalu
membuang resah

di akhir salam
lebah itu pula bergumam
kini jarak dan alam
tak menjauhkan aku kau

sebab madu mereka
juga menyimpan kita

Makassar, 21 september 2007

Selasa, 18 September 2007

pertemuan bayang

apa lagi-yang-kau mau?

telah kusisihkan 6 jam setiap hari
kadang pula setiap malam
membangun sebuah jalan
di atas orang lalu lalang
yang mungkin menuju halaman
tempatmu membuat ayunan

sebuah jalan
tepatnya sebuah jembatan
hanya kita yang paham
cara melangkah pada ubin
juga berpegang di temali

apa lagi-yang-kau mau?

sekarang kau harus tau
wajahku menyimpan kerutan
beberapa baris kerutan
yang harus kusimpan
saat kau memanggilku datang
hanya untuk membuang sia rayuan

pahamlah, sayang

segala waktu yang berisi
ketakjumpaan kita
kuisi dengan pertemuan lalu

terus berulang
hingga pertemuan akan datang

Makassar, 18 September 2007

Jumat, 14 September 2007

aku termasuk yang di bawah, bagaimana denganmu?


You are The Star

Hope, expectation, Bright promises.

The Star is one of the great cards of faith, dreams realised

The Star is a card that looks to the future. It does not predict any immediate or powerful change, but it does predict hope and healing. This card suggests clarity of vision, spiritual insight. And, most importantly, that unexpected help will be coming, with water to quench your thirst, with a guiding light to the future. They might say you're a dreamer, but you're not the only one.

What Tarot Card are You?
Take the Test to Find Out.

Aku, Kau

di saat begini
diri seperti
sebagian terberi
sebagian lagi pergi

Makassar, 13 September

Senin, 03 September 2007

hingga kini

bagaimana lagi cara
agar tatapmu
kembali
-terperosok- padaku

Makassar, 2 September 2007

Sabtu, 01 September 2007

sebelum jalan pulang

:
komunitas jalan pulang

jalan beraspal,rumput
ditumbuhi marmer,
jalan kecil, rumah kayu,
empat bangku
kotak bercengkerama,
dua lelaki membeku
menanti

kue donat kering
tawa beriring
satu tepukan di kening

purnama telat datang
danau palsu
danau indah
danau sabtu

kata-kata terhambur,
aku -yang- malang,
berjalan
bersama lelaki-lelaki
ilalang

rumput ditumbuhi marmer
seterusnya jalan beraspal

Ah! itu bulan

Makassar, 31 Agustus 2007