Kamis, 23 Agustus 2007

Tanah, mata dan pintu


Pada tanah retak juga sepi. Kala matahari mondar-balik

setiap hari. Memastikan setiap bayangan tak pergi.
Di belahan Bumi yang terteguk musim panas. Hingga
debu turut merambat bebas. Tak habis-habis ke tiap
paras. Pohon bekerja sesuka hati. Melepas buah
serta rimbunan beban. Segera berganti pakaian
musiman.


Pada sesuatu dihimpun mata. Kala bercermin,
memastikan indahnya. Ada cahaya berkedip-kedip.
Berkumpul. Berbaris tak rapi. Mengundang angin
menabuh genderang. Menari. Berpesta hingga terang

Pada beberapa pintu di tepi.Kala harga diri

melesak tinggi. Memastikan kemarau tak sendiri.
Ada kain kafan putih bertamu. Menghapus semua
bayangan-bimbang. Yang tak tahu cara-curang

Makassar, 13 Agustus 2007


Jelang Terbenam

bola lampu berwarna jeruk tua

menggantung di kejauhan barat cakrawala

Makassar, 14 Agustus 2007

Tidak ada komentar: