Satu sebab
Sebab kau ambil isi kepalaku
saat itu
Sebab kau ambil isi kepalaku
saat itu
Di suatu siang
yang kurasa paling panas
dalam bulan Oktober tahun ini
Saat puasa mengalih perhatian
dari kepalaku
Kau datang mengambilnya
diam-diam
Mengganti isinya dengan replikamu
Sehingga bila siang telah pergi
dan aku sadar kembali
Mataku hanya mengenali
tempat yang pernah kau tuju
Sementara kakiku hanya mengingat
jalan menuju rumahmu
Sebab itu pula!
Sepanjang jalan menuju rumahmu
tak henti ku ditertawai awan
percikan ludahnya
serupa bulir hujan
terkadang serupa embun
yang sekian waktu, lama tertahan
Sebab kau ambil
isi kepalaku
Jariku tak sepenuhnya mencinta puisi
Terkadang jariku pun membenci
Sebab semua yang kau ingin dulu
telah terjadi padaku
Maka kumohon
Kembalikan isi kepalaku!
Makassar, Oktober 2007
3 komentar:
berkacalah pada gagang pintumu kau akan temukan segudang kata di sana.
tapi sebelum itu buatlah jarimu mencintai pena.salam
puisi ini menyentuh sekali. nggak tau ditujukan buat siapa. yang jelas, puisi ini bisa membuat orang yang membaca akan memiliki perasaan trenuh, dan terharu.
wow...dalem banget puisinya...
Posting Komentar