Sajak Seperti Biasa
kemarin, menjelang sore
hujan menyapaku di depan rumah
dia melangkah seperti
anak tetanggaku yang nakal
melangkah,
sambil menendang setiap batu di jalan
tak perduli bila batu itu berhambur
atau mengenai wajah seseorang
dan kini salah satu batu
mengenai wajah petir
yang tertidur tak jauh
seperti biasa, hujan tak perduli
seperti biasa pula
petir seketika marah padaku
memaki tanpa bertanya sebelumnya
lalu saat cacinya tlah reda
dia kembali tidur
tanpa meminta maaf terlebih dulu
meninggalkan aku yang masih menutup mata
serta mengatup mata
hujan mendekat,
dan berkata seperti biasa:
"aku ingin semua orang
tau tentangku, agar
ditulisnya aku, dikenangnya
aku, semuanya tentangku
di bulan november"
kubalas semampuku
"mengapa selalu kau
membangunkan petir
saat kekasihku jauh?"
dan hujan seperti biasa
tak pernah menjawab
lalu berlalu begitu saja
saat mendengarku bicara:
"tak perlu menendang batu
membangunkan petir
agar semua orang tau
bahwa kau telah datang"
"tak perlu membuatku
menutup telinga serta mengatup mata terlalu lama,
dan membuatku merindu kekasihku sangat"
"cukup datang saja,
dan kau akan liat
betapa banyak sajak meminjam namamu"
Makassar, November 2007
Kamis, 08 November 2007
Selasa, 06 November 2007
Percakapan Sunyi
Suatu siang di awal perkuliahan
Di anak tangga paling tinggi
dari tumpukan anak tangga
yang bersandar pada gedung kampusku
Di situ kupilih merebahkan kaki
sambil mengamati selembar foto
Sesekali aku berbicara dengan kau
yang berada di dalam foto
Sesekali pula dia berbicara padaku
Namun tak dapat kupahami
satupun kalimatnya
Setiap suara yang keluar
melewati bibirnya
Langsung bercampur suara-suara
di sekelilingku
Entah apa dia juga memahami
kata-kataku
Sebab pada foto
Juga tampak kau bercampur sunyi
Makassar, November 2007
Suatu siang di awal perkuliahan
Di anak tangga paling tinggi
dari tumpukan anak tangga
yang bersandar pada gedung kampusku
Di situ kupilih merebahkan kaki
sambil mengamati selembar foto
Sesekali aku berbicara dengan kau
yang berada di dalam foto
Sesekali pula dia berbicara padaku
Namun tak dapat kupahami
satupun kalimatnya
Setiap suara yang keluar
melewati bibirnya
Langsung bercampur suara-suara
di sekelilingku
Entah apa dia juga memahami
kata-kataku
Sebab pada foto
Juga tampak kau bercampur sunyi
Makassar, November 2007
Langganan:
Postingan (Atom)