Kamis, 08 November 2007

Sajak Seperti Biasa

kemarin, menjelang sore
hujan menyapaku di depan rumah

dia melangkah seperti
anak tetanggaku yang nakal

melangkah,
sambil menendang setiap batu di jalan

tak perduli bila batu itu berhambur
atau mengenai wajah seseorang

dan kini salah satu batu
mengenai wajah petir
yang tertidur tak jauh

seperti biasa, hujan tak perduli
seperti biasa pula
petir seketika marah padaku
memaki tanpa bertanya sebelumnya

lalu saat cacinya tlah reda
dia kembali tidur
tanpa meminta maaf terlebih dulu
meninggalkan aku yang masih menutup mata
serta mengatup mata

hujan mendekat,
dan berkata seperti biasa:

"aku ingin semua orang
tau tentangku, agar
ditulisnya aku, dikenangnya
aku, semuanya tentangku
di bulan november"

kubalas semampuku
"mengapa selalu kau
membangunkan petir
saat kekasihku jauh?"

dan hujan seperti biasa
tak pernah menjawab

lalu berlalu begitu saja
saat mendengarku bicara:

"tak perlu menendang batu
membangunkan petir
agar semua orang tau
bahwa kau telah datang"

"tak perlu membuatku
menutup telinga serta mengatup mata terlalu lama,
dan membuatku merindu kekasihku sangat"

"cukup datang saja,
dan kau akan liat
betapa banyak sajak meminjam namamu"

Makassar, November 2007

Selasa, 06 November 2007

Percakapan Sunyi

Suatu siang di awal perkuliahan
Di anak tangga paling tinggi
dari tumpukan anak tangga
yang bersandar pada gedung kampusku

Di situ kupilih merebahkan kaki
sambil mengamati selembar foto

Sesekali aku berbicara dengan kau
yang berada di dalam foto
Sesekali pula dia berbicara padaku
Namun tak dapat kupahami
satupun kalimatnya

Setiap suara yang keluar
melewati bibirnya
Langsung bercampur suara-suara
di sekelilingku

Entah apa dia juga memahami
kata-kataku
Sebab pada foto
Juga tampak kau bercampur sunyi

Makassar, November 2007