suatu waktu, menunggu
: tore
kala langit memadamkan baranya
tahukah kau? di pinggir lereng
abu mataku ikut tenggelam bersama senja
menganak mata air
mengairi akar langkah-langkahku
yang menyimpan amanah tanganmu
amblas,
angin mencuri baumu, mengendap-endap
terlebih dahulu memperlihatkan sebuah bingkai
merampas seketika dari jariku
mengurungnya di balik bayangan laut
pasir pun bersekongkol dengan karang
mengikat kakiku dengan gelang
mengundang ombak menghadang pengejaran
bahkan,
menghasut bayanganku tuk melawan
ah! biar aku mengalah
mencari perlindungan pada bunga-bunga putih
-yang-sedari tadi menanti
untuk dapat melihat senyummu
Makassar, Agustus 2006
Kamis, 23 Agustus 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
aku suka puisi ini...
:')
Posting Komentar