Butuh ribuan kitab menjelaskan
Mengapa yang datang selalu sama
Saat di pucuk seberang, mentari mulai merapat
dan limpahi dirinya kasih sayang biru kehitaman
Mata malam pula sembab dalam penjagaan
Perempuan kamar dalam lorong gelap berani bersumpah
Menyaksikan tak terhitung peran dalam banyak drama
keluar merangkak basah
Menabuh lonceng kehidupan atas maunya
Ada yang berdandan tanpa tahu untuk raut siapa
Tak kurang pertanyaan kapan semua berakhir
Walau lamat-lamat sebelum surut ditelan tanah
Tak sedikit perempuan yang benar-benar terlahir
Makassar, 2006
Selasa, 17 April 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar