Di hadapannya kini
Terhampar karnaval tahunan
Berhias peluru dan pentungan
Matahari melangkah, tangannya menyambar
Menyentil anak kecil yang sendirian
Diam di tikungan mancung trotoar
Ditendangnya debu penghalang
Menirukan seorang pahlawan pujaan
Kerap ditonton bersama ayah saban malam
Lantas keluhkan perjalanan yang bertambah panjang
Karena kepulan asap ban
Menghadang kendaraan tumpangan
Angkutan kota perumahan
Di belakangnya kini
terpampang festival tahunan
Beralas aspal merindu cucuran darah panggang
Makassar, 2006
Selasa, 17 April 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar